MELEPAS MASA LALU UNTUK MERAIH MASA DEPAN DENGAN PERCAYA DIRI

Apa Jadinya Jika Kita Berhenti Sejenak dari Rutinitas, Lalu Menengok ke Belakang? Ke Fase-Fase Kehidupan yang Pernah Membentuk Diri Kita Hari Ini?
Pada Senin, 17 Maret – Selasa, 18 Maret 2025, Yayasan Karuna Bali melalui Departemen Capung Melajah menyelenggarakan sebuah lokakarya bertajuk Pondasi Kepercayaan Diri: Mengenal dan Mencintai Diri Sendiri yang diikuti oleh seluruh staf Yayasan Karuna Bali. Ini bukanlah lokakarya biasa, bukan sekedar kesempatan untuk menemukan potensi diri, apalagi sekadar aktivitas merawat diri. Lokakarya ini adalah ajakan untuk berani menengok ke dalam diri, menyelami ulang perjalanan hidup, dan menghadapi fase-fase diri yang selama ini mungkin terabaikan.
Selama dua hari yang penuh makna, para peserta difasilitasi oleh Wayan Rustiasa untuk masuk dalam proses reflektif yang mendalam. Dari awal hingga akhir sesi, peserta perlahan diajak menyapa kembali masa lalu mereka. Proses ini dilakukan bukan untuk menghakimi atau menyesali, tetapi untuk memahami dan merangkulnya.
Setiap sesi dirancang sebagai ruang aman untuk mengurai emosi yang tertahan, memahami dan melepaskan keyakinan lama yang membatasi langkah sehingga dapat menggantinya dengan kesadaran serta keyakinan yang baru.
Jejak Perasaan Peserta
Para peserta menggambarkan pengalaman mereka selama lokakarya sebagai sesuatu yang menyentuh dan menggugah kesadaran. Banyak yang mulai menyadari bahwa suatu hal yang disebut dengan konsep diri ternyata sangat erat kaitanya dengan tujuan hidup seseorang. Konsep ini menjadi semacam kompas penunjuk arah yang bersumber dari nilai-nilai pribadi serta kekuatan yang mendorong mereka untuk terus bertumbuh dan membentuk kepercayaan diri seseorang.
Beberapa peserta merasa seperti menemukan kembali bagian dari diri mereka yang selama ini tidak tersentuh bahkan terlupakan. Proses ini tentu tidak mudah, ada yang menggambarkannya seperti menaiki roller coaster emosional: menegangkan namun sekaligus melegakan. Ada pula yang merasa lebih ringan setelah berhasil mengurai emosi lama yang selama ini terpendam.
Banyak dari mereka mulai melihat dengan lebih jernih kekuatan dan nilai-nilai luhur yang sebenarnya telah lama mereka miliki. Pelatihan ini menjadi ruang yang aman untuk peserta mengeksplorasi sisi terdalam dari diri, menjadi ruang yang aman untuk jujur, memunculkan momen penerimaan hingga melepaskan konsep dirinya yang lama untuk dapat melangkah maju.
Pernahkah Kamu Merasa Langkahmu Terhenti, Tapi Tak Tahu Apa Yang Menahannya?
Salah satu peserta lokakarya ini merasakannya juga. Ia terduduk diam pada sesi Garis Kehidupan, dalam sesi ini peserta diajak untuk mengingat kembali masa-masa yang lama terkubur dalam ingatan. Awalnya terasa berat, ia mulai menyadari ada luka lama yang masih memegang kendali, ada emosi yang tak pernah sempat diberi ruang untuk dikenali. Pada sesi ini ia menangis, bukan karena sedih, tapi karena lega. Untuk pertama kalinya ia benar-benar melihat dan menerima dirinya. “Saya merasa lebih ringan, seperti memiliki ruang baru didalam hati untuk melangkah” ungkapnya.
Berani Menengok ke Belakang untuk Melangkah ke Depan
Lokakarya ini bukan sekadar memahami diri, namun juga tentang keberanian untuk menengok kembali fase kehidupan yang pernah dilalui, menerima dan merangkul bahwa fase itu pernah ada.
● Ada momen yang selama ini mungkin dihindari, namun justru disitulah titik awal untuk melangkah lebih ringan.
● Apakah Anda siap melepaskan beban yang tak lagi dibutuhkan agar bisa melangkah lebih yakin menuju kehidupan yang ingin Anda tuju?
● Lokakarya ini mampu menjadi ruang aman untuk menengok ke belakang, berdamai dengan masa lalu dan lalu melangkah ke depan dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang baru.